Halaman

Minggu, 14 Juni 2020

CERPEN : SEKOLAH KU IMPIANKU

Nama: DESY RUSMANINGATI




                Kukuruyukkk…Pagi yang cerah telah tiba,matahari bersinar cerah seolah tersenyum senang,burung-burung berkicau riang.Ku ingin jalani hari-hariku seperti layaknya anak-anak yang lain.Pergi ke sekolah dengan restu kedua orang tua yang mendukung anaknya tuk mencari ilmu demi menggapai cita-citanya.dengan semangat yang membara demi membahagiakan orang tuanya mereka pergi dengan riang hati.
                Namun apa daya diriku,yang tak mampu melakukan semua itu seperti mereka.Dihari mudaku kini,ku harus membantu kedua orang tuaku demi mencukupi kehidupan kami.Hanya aku yang dapat mereka andalkan sebagai tulang punggung keluarga.
                Iri sebenarnya diriku saat melihat teman-temanku berangkat ke sekolah mereka membawa tas di bahu,datang ke sekolah mencari ilmu dan pulang membawa ilmu.
                Seperti biasa,dipagi hari ku harus membantu para pedagang di pasar dekat rumahku,tak ku sadari dua orang temanku menghampiriku dan mengucap salam padaku.Mereka bertanya,”Hai Vita,mengapa kau tak pergi ke sekolah seperti dulu lagi?”,mataku berkaca-kaca,air mataku berlinang saat pertanyaan itu ditujukan padaku.Dengan suara lirih ku jawab,”Aku belum bisa pergi ke sekolah lagi bersama kalian,masih banyak yang harus aku lakukan agar keluargaku tak mati kelaparan.”
                Mendengar jawaban dariku,teman-temanku terdiam terpaku.Mereka saling pandang seolah-olah mereka tak percaya dengan apa yang semua ku lakukan.Tak berapa lama mereka berpamitan padaku,”Vit…kita pamit untuk berangkat ke sekolah dulu ya.Semoga kamu segera kembali bersekalah seperti dulu.”
                Mendengar penuturan kawan-kawanku yang tak melupakan aku walaupun kini aku tak bisa merasakan hari mudaku di sekolah.Perlahan-lahan air mataku kembali berlinang.Setelah tugasku selesai,dan aku mendapat upah dari para pedagang di pasar,aku segera berlari pulang.Di perjalanan,langkahku terhenti.Aku melihat sebuah rumah besar.Di sana terlihat seorang ibu membangunkan anaknya untuk pergi ke sekolah,dengar santainya anak itu menjawab,”Aku masih malas,pergi ke sekolah bisa ditunda kapan saja.Ayah kan pemilik yayasan dimana aku bersekolah,jadi santai saja Bu.”
                Dengan suara yang lemah lembut seorang ibu separuh baya mendekatinya dan berkata,”Kamu tidak boleh seperti itu,meskipun ayahmu pemilik yayasan tempat dimana kamu bersekolah,kamu tetap harus pergi ke sekolah untuk mencari ilmu.”anak itu hanya mengalihkan pandangannya.”Seharusnya kamu bersyukur,karena kamu bisa bersekolah di sekolah favorit.Lihatlah di luar sana,masih banyak sekali anak-anak yang tidak bisa menikmati hari mudanya karena keluarganya tidak mampu untuk membiayai sekolah anak mereka.Sekarang cepat ambil handuk dan pergi mandi!”tutur sang ibu.
                Dengan nada membentak dan keras anak itu menjawab,”iya-iya,Bu…aku akan pergi ke sekolah.Dasar cerewet!”.Sang ibu hanya mengelus dada ketika melihat kelakuan anaknya.Tak ku sadari,sudah sekitar 20 menit aku berdiri di pinggir jalan dan mengamati apa yang terjadi di rumah besar milik konglomerat itu,aku segera berjalan pulang .
                Dalam hati aku berkata,”aku saja yang tidak bisa menikmati hari mudaku di sekolah ingin menikmatinya,tetapi apa yang dilakukannya? Dia bisa menikmati hari-harinya di sebuah sekolah favorit tanpa harus memikul beban berat keluarganya malah tak mamenfaatkan waktunya sebaik mungkin.”
                Setelah aku melihat kejadian di rumah itu tadi,aku berniat untuk menggapai cita-citaku.Sambil berjalan tak sadar tiba-tiba aku berteriak,”Aku harus bisa.”Kontan saja,semua orang pengguna jalan melihat kearahku.Aku hanya tertunduk menutupi malu sambil melanjutkan perjalananku pulang.Seorang lelaki separuh baya berbaju rapih dan membawa koper menepuk pundakku.”Hai Nak,nama saya Kertarajasa.Siapa nama kamu?”dengan mimik wajah yang bingung dan mengerutkan dahi,aku menjawabnya,
”Na…na..nama saya Ruvita Sari,Pak.Anda dapat memanggil saya Vita.Maaf,apakah saya mengenal Bapak sebelumnya?”
“Mungkin sebelumnya kita belum pernah bertemu,tapi sedari tadi bapak lihat sepertinya kamu sangat bersemangat sekali menjalani masa mudamu?Apa kamu tak pergi bersekolah seperti teman-temamu yang lain?”,tanyanya.
“Sebenarnya saya sangat ingin pergi ke sekolah seperti dulu,Pak.Tapi,orang tua saya kini tidak bisa membiayai sekolah saya lagi.Untuk makan sehari saja,saya sejak pagi harus sudah berada di pasar untuk membantu para pedagang.Apa lagi untuk membiyai sekolah.”,jawabku.
                Mendengar penuturan dariku,tiba-tiba Pak Rajasa terdiam dan ku lihat matanya berkaca-kaca.Ku Tanya beliau,”Pak,mengapa anda tiba-tiba terdiam?”.Beliau hanya tetap diam.Tak lama kemudian beliau membuka ceritanya,
“Sebenarnya,saya juga bukan lah keturunan dari orang yang berada.Orang tua saya dulu juga hanya petani.Bahkan saya belum pernah merasakan bagaimana rasanya masuk ke sekolah menengah pertama.Tapi,saya mempunyai tekat yang tinggi untuk bersekolah dan agar cita-cita saya tercapai.Saya merantau ke kota ini untuk mengadu nasib.Berkat tekat dan niat saya yang sangat besar,juga di dukung prestasi saya dulu.Saya mendapatkan beasiswa dari sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia,dan saya langsung meneruskan sekolah saya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.”
Mendengar cerita Pak Rajasa,aku hanya bisa terdiam.Dan ku nikmati lagi mendegar cerita beliau.
“Sewaktu kecil,saya juga jarang bahkan hampir tidak pernah merasakan permainan yang dimainkan oleh teman-teman Bapak.Namun itu semua terbayarkan ketika Bapak lulus dari Universitas Indonesia dengan nilai yang sangat memuaskan.Orang tua Bapak juga sangat bahagia dengan prestasi yang Bapak capai.Alhamdulillah…kesuksesan ini masih Bapak rasakan sampai saat ini.”
Konsentrasiku terbuyarkan saat seorang teman Pak Rajasa mengajak beliau untuk berangkat bekerja di sebuah kantor.Kemudian Pak Rajasa menasehatiku dengan suara yang tegas,”Dek Vita,tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi kita mau berusaha.Gapai cita-citamu setinggi mungkin ya!”
Dengan tersenyum aku menjawab,”Nasehat Bapak pasti akan selalu saya ingat.Terima kasih,Pak.”
Dalam perjalanan pulang aku mengingat-ingat dengan baik nasehat Pak Rajasa.Dalam hati aku berniat,”Aku akan menggapai cita-citaku setinggi mungkin.”Sesampainya di rumah seperti biasa aku membantu kedua orang tuaku mengerjakan pekerjaan rumah,memasak,dan lain sebagainya.Setiap ada waktu,aku pastikan untuk membaca buku,koran,majalah,atau artikel-artikel yang bermanfaat agar pengetahuanku bertambah.
                Saat aku duduk di teras sambil membaca sebuah artikel tentang pemanasan global yang ku temukan di jalan,tiba-tiba Ibu menghampiriku.Dengan nada kasih sayang beliau bertanya mengapa aku jadi rajin membaca.
“Aku harus tetap belajar walaupun tidak di sekolah,karena belajar itu sangat penting dan bisa dilakukan dimana pun,Bu.”jawabku dengan penuh semangat.
Tiba-tiba aku terdiam termenung,aku bayangkan sebuah sekolah yang sangat aku idam-idamkan berstandart internasianal.Disana ada sebuah perpustakaan yang sangat nyaman agar aku biasa membaca buku sepuasnya.Aku sangat ingin bersekolah disana,walaupun harus dengan cara beasiswa.Disetiap tengah malam aku terbangun dan berdoa agar aku bisa menikmati sekolah yang aku impikan sejak aku masih kecil.
Setiap hari aku berusaha untuk bisa mencapai impianku selama ini,aku berjanji dengan cara apapun aku harus tetap bisa bersekolah demi mencapai cita-citaku dan aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku yang mengurusku sejak aku dilahirkan ke dunia ini.Aku ingin menjadi orang yang sukses dan bisa membantu semua orang yang tidak mampu dan membutuhkan bantuan.
Meski mungkin impianku untuk bersekolah di sebuah sekolah berstandart internasional akan sangat sulit tercapai,tapi aku masih ingat dengan semua nasehat Pak Kertarajasa bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi kita masih mempunyai niat yang pasti dan berusaha mencapai cita-cita kita.Maka dari itu,aku tak akan patah semangat dalam menggapai cita-cita dan mimpiku selama ini.
Aku percaya jika kita mempunyai niat yang kuat,Tuhan akan membantu kita dalam keadaan sesulit apapun.Ku cari informasi di mana-mana tentang beasiswa yang dapat kita peroleh dari pemerintah sembari bekerja untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Teman-temanku sepermainan tetap mendukungku dalam semua usahaku mencari informasi tentang sekolah idamanku yang aku impi-impikan selama ini.
“Vit,aku akan mencoba mencari informasi lewat internet tentang beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada anak yang berprestasi sepertimu.”celetuk Vega.
“Kalau aku,aku akan coba tanyakan kepada tanteku karena tanteku bekerja di tempat dinas pendidikan daerah.Siapa tau kita akan dapat informasi dari sana.”sambung Nataly.
                Berbagai cara telah dilakukan Vita dan teman-temannya,tapi sampai saat ini belum ada kabar tentang beasiswa pendidikan yang diberikan pemerintah untuk anak – anak bangsa yang berprestasi dibidang apapun.Aku mulai khawatir dengan semua usahanya yang belum ada hasilnya sampai saat ini.Tapi Ayah,Ibu,dan teman – teman Vita tetap memberi motivasi dan semangat kepadaku. Sehingga aku tak jadi berputus asa dalam melakukan usaha.
“Bagaimana ini,sudah banyak usaha yang kita lakukan tapi hasilnya nihil.”Tanya Vita dengan mata berkaca - kaca tanda air matanya akan kembali berlinang.
“Tenang,Vit…niat baik itu selalu ada jalannya.”jawab Vega.
“Iya,kamu jangan putus asa dulu.Karena Vita yang Kenal bukan Vita yang mudah putus asa.”tambah ibunya.
                Beberapa hari berlalu, Aku mulai melupakan obsesiku untuk melanjutkan pendidikanku di sebuah sekolah favorit berstandart internasional yang memiliki fasilitas sangat lengkap yang menjadi sekolah idaman yang selalu di impikan olehku.
                Ku jalani hari – hariku seperti dulu,seperti biasa setiap pagi pergi ke pasar untuk membantu para pedagang agar mendapat upah untuk memenuhi kebutuhan hidup sahari – hari . Tiba – tiba di tengah perjalanan ada seseorang yang memanggilku dan menepuk bahuku . Ternyata dia adalah Pak Rajasa yang dulu bernah bercerita dan memberiku nasehat agar tetap bersemangat untuk meraih cita – citaku.
“Bapak mempunyai informasi yang sangat membahagiakan untukmu,Nak.”
“Apa?”Tanyaku.
Ternyata Pak Rajasa memberitahuku bahwa di sebuah sekolah favorit berstandart internasianal di Blitar mengadakan seleksi siswa baru jalur beasiswa pemerintah.Aku berniat untuk mengikuti seleksi itu.Aku berteriak kegirangan.Semua orang terdekatku mendukungku.Termasuk Pak Rajasa juga turut mendukung dengan apa yang aku lakukan.
Tiba hari dimana seleksi itu berlangsung.Ayah,Ibu,Vega,Natali,serta Pak Rajasa ikut mengantarku untuk mengikuti seleksi ini.Mereka menungguku di luar ruangan sambil berdoa bersama agar aku lolos menjalani seleksi ini dan cita - -citaku untuk bersekolah di sekolah favorit berstandart Internasional tercapai.
                Ku kerjakan soal demi soal dalam tes ini dengan teliti dan seksama.Dua jam telah berlalu,akhirnya tes seleksi ini selesai juga.Aku berdoa agar aku bisa lolos. Aku sabar untuk menunggu hasinya.Aba – aba bahwa hasil akan di umumkan sudah berbunyi. Aku segera masuk lagi ke ruangan untuk melihat hasinya.
“Alhamdulillah…akhirnya mimpku untuk dapat bersekolah di sebuah sekolah favorit berstandart internasional tercapai juga.”teriak ku sambil berlari ke arah orang tua dan teman-temanku.
                Ternyata aku lolos dalam seleksi beasiswa pemerintah kali ini.Aku sangat senang sekali.Aku akan memanfaatkan waktu mudaku untuk bersekolah di sini dengan sebaik mungkin.Tak akan ku kecewakan orang – orang yang telah mendukungku selama ini.Akan ku buktikan pada mereka bahwa aku bisa menjadi yang terbaik.
                Aku berusaha untuk mencapai cita – citaku setinggi mungkin.Sekolah yang menjadi impianku selama ini sudah ada di depan mata.Besok akan menjadi hari pertamaku mencari ilmu disini.Sekolah yang penuh dengan siswa berprestasi,fasilitas lengkap,dan peraturan yang mendidik akan membantuku dan memudahkanku dalam raih cita-cita.Pak Rajasa memang benar,bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama kita masih mau berusaha.

J TAMAT J
            
Masih bingung setelah lulus SMA/SMK/MA???
Yukkk daftarkan segera diri kamu menjadi mahasiswa STKIP PGRI Nganjuk. Ada Lima Program Studi yang dapat kamu pilih yaitu Prodi Pendidikan Matematika S1, Prodi Pendidikan Ekonomi S1, Prodi Pendidikan PPKn S1, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris S1 dan Prodi Pendidikan IPA S1.


Ayo jangan ragu lagi kuliah di STKIP PGRI Nganjuk, kalo ada yang lebih dekat kenapa harus yang jauh. Biaya pendidikan di STKIP PGRI Nganjuk juga terjangkau, lalu tunggu apa lagi ayo segera datang Ke Kampus STKIP PGRI Nganjuk di Jalan A.R Shaleh No.21 Nganjuk atau cek websitenya di stkipnganjuk.ac.id ataul ikuti ink berikut ini Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) STKIP Nganjuk






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

If you have question, please written in comment column