Halaman

Sabtu, 24 Oktober 2020

ADVERBIAL PHRASE

 





  1. What is adverb

Kita tahu bahwa adverb adalah kata keterangan, yang menerangkan subyek dengan lebih jelas, menjadi tambahan dalam suatu kata dan dijadikan pelengkap dalam kalimat, biasanya adverb diletakan di belakang, tapi terkadang juga di depan maupun di tengah, kebanyaan yang kita tahu adverb berakhiran dengan “ ly “, tapi banyak sekali jenis jenis adverb yang akan saya saya bahas.

  1. Kind of Adverb

·         Adverb of Time

Adverb yang menunjukan waktu kejadian, memberikan info mengenai waktu, adverb yang sering digunakan biasanya, yesterday, tomorrow, late, soon, early, now.

                                           Example : Eka comes to coffee shop early tearly orning.

·          Adverb of Place

Adverb yang menunjukan tempat kejadian, memberikan info mengenai tempat ataupun lokasi tertentu, adverb yang sering digunakan biasanya yang berhubungan dengan kehidupan sehari hari, seperti classroom, office, home.

                                            Example : Yuniar come to office early to do some jobs.

·         Adverb Manner

Adverb yang menunjukan kata keterangan cara, dan ditandai dengan akhiran “ ly “ dalam setiap adjectiv, akan tetapi ada beberapa kata yang tidak bisa ditambahi akhiran “ly” seperti fast, well, hard.

                                           Example : Eka comes to office quickly to do some jobs

·         Adverb of Degree

Adverb of degree menunjukan tentang derajat intensitas sebuah kondisi, menambah informasi tentang sebuah kondisi tertentu, seperti too, very, rather, indeed, fairly, really.

                                           Example : Yuniar comse to office and do some jobs very good.

·         Adverb of Modality

adverb yang menerangkan kemungkinanan kondisi yang terjadi

                                     Example : Eka comes to office late, perhaps she stuck in traffic jam.

·         Adverb Of Frequency

Adverb yang menerangkan  keterangan frekuensi, seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan, always, never, often, seldom, rarely, usually.

                                          Example : Yuniar never late come to the office.

  1. Adverbial Phrase

Kita tahu bahwa fungsi adverb sebagai kata keterangan, lalu bagaimana dengan adverbial phrasa, adverb phrasa berupa gabungan dari beberapa adverb atau lainnya bisa preposisi atau infinitive.

                            Example : Yuniar runs quickly fast

            perlu  diketahui  bahwa  " quickly fast " is adverb phrase,  quickly = adverb dan fast  =   adjective so, adverb + adj = adverb phrase

Adverb

Adverb Phrase

Yuniar runs fast

Yuniar runs quickly fast

Eka touchs up her face beautifully

Eka touchs up her face so beautifully good

Yuniar eats large burger

Yuniar eats too large burger

Eka looks always young

Eka looks always very young

Yuniar walks slowly

Yuniar walks rather slowly

I often watch movie

I often watch local movie

She usually comes late

She usually comes very late

They do the homework well

They do the homework indeed well

 

 

BASIC PHRASE STRUCTURE RULES

Basic Phrase structure rules s something that we need to make tree diagram in syntaxes. let we look at the symbol of basic phrase, namely:

1. S (subject) 

2. Det = Determiner

3. Art = Article 

4. NP (Noun Phrase)

5. VP (Verb Phrase)

6. AP = Adjective Phrase

7. PP = Prepetition Phrase

8. AdvP = Adverb Phrase


Then, please we look at some types of Basic Phrase Structure Rules

example:  took    the    book. 




Based on the example above, let's sharp your brain to answer the questions bellow, by identifying each part of the words.

1. took the book from the cupboard.

2. Little girl take an apple from the bag.

3. The beautiful lady bring her cat.

4. I bring my black motorcycle and I go to school.

5. The red apple was eaten in the morning.

6. The dog sleep on the mat.

7. The lecturer give the students assignment.

8. We answer the questions carefully.

9. The students studied syntax and they did the test.

10. I learn syntax with easy way.




Kamis, 22 Oktober 2020

BERFIKIR INTEGRAL KOMPREHENSIF DALAM MENGHADAPI SISTEM ETIKA POLITIK DAN IDEOLOGI BESAR DUNIA DALAM HIDUP BERBANGSA DAN BERNEGARA

MATERI KELOMPOK 6

MAKALAH

PPT

NOTE: KELOMPOK 6 BEBAS PLAGIASI 


BAB I

PENDAHULUAN

 

Apa itu berfikir komprehensif tentang sistem etika politik dan ideologi?

Komprehensif adalah sesuatu atau wawasan yang sifatnya luas dan lengkap yang mampu menerima segala aspek dan menyelesaikannya dengan baik. Istilah “komprehensif” diambil dari kata “comprehensie” dari bahasa inggris yang berarti menyeluruh, luas, mencakup banyak hal. Jadi, berpikir secara integral komprehensif yaitu cara berpikir yang “luas” dengan wawasan yang meyeluruh.

Sistem etika politik adalah suatu kekuasaan dalam negara yang dijalankan sesuai legalitas hukum maupun demokratis yang berdasarkan prinsip-prinsip moral agar tidak bertentangan dengan moral.

Ideologi adalah suatu gagasan atau ide yang dianggap sebagai cara pandang segala sesuatu yang diajukan oleh seluruh anggota masyarakat. Ideologi pasti dimiliki oleh masing-masing negara yang memiliki peran penting untuk mengatur warga negaranya dan agar mampu mencapai cita-cita dan tujuan nasional.

Tujuan ideologi yaitu sebagai sistem berpikir masyarakat yang dapat digunakan sebagai sebuah himpunan ide dan prinsip tentang bagaimana masyarakat itu bekerja.

Bagaimana kondisi sistem etika politik di Indonesia saat ini?

Saat ini, kehidupan perpolitikan yang terjadi di Indonesia “kompleks” karena Indonesia saat ini telah melewati berbagai masa kelam dalam politik. Asas legalitas politik termuat dalam TAP MPR Tahun 2001 tentang “Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.

Hal-hal yang berkaitan dengan etika politik yaitu sikap,moral, atau nilai yang dimiliki oleh manusia. Salah satu etika politik yang rawan diterobos yaitu politisasi bantuan sosial (bansos) dari program pemerintah yang kini ramai pada masa pandemi Covid-19. Menurut dia, kecenderungan bakal calon pejawat yang berpotensi mencalon di pilkada melakukan “politisasi bansos” dikarenakan mengabaikan celah kekosongan tahapan pilkada.

Pelanggaran etika politik ini lebih berat konsekuensinya dari vonis hukum karena etika politik merupakan pedoman dan prinsip dasar hukum dan tindakan politik seseorang dalam melaksanakan mengemban pembangunan daerah kata Pengamat politik dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Budi Suryadi.


BAB II

PEMBAHASAN

Mengevaluasi berbagai sistem etika politik dan ideologi-ideologi besar dunia

 

2.1 Persoalan-persoalan hidup berbangsa dan bernegara

Persoalan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, sedang mengalami ujian dan berada pada masa-masa sulit. Krisis hampir terjadi dalam segenap aspek kehidupan. Akar dari semua persoalan sesungguhnya telah terjadi krisis kepercayaan dan kepemimpinan yang secara simultan berakibat pada terjadinya krisis kebangsaan dan kenegaraan. Pasca reformasi 1998, nilai-nilai kebangsaan Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi negara, falsafah hidup, wayoflife bangsa Indonesia, jatidiri bangsa disembunyikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan kata lain, aspek-aspek lokalitas mulai dijauhi bahkan mungkin ditinggalkan untuk selanjutnya beralih pada setiap entitas yang bernafaskan global agar tidak dicap ketinggalan jaman. Sehingga akibatnya, kebanggaan dan komitmen sebagai bangsa semakin luntur.

Perbedaan konsep tentang Negara yang dilandasi oleh pemikiran ideologis adalah penyebab utamanya. Karena itu, kita perlu memahami filosofi ketatanegaraan tentang makna kebebasan atau kemerdekaan suatu bangsa dalam kaitannya dengan ideologinya. Tetapi pada  zaman modern, teori yang universal ini tidak diikuti orang. Kita mengenal banyak bangsa yang menuntut bangsa yang sama. Orang kemudian beranggapan bahwa untuk memperoleh pengakuan dari bangsa lain dan juga suatu Negara memerlukan mekanisme yang lazim disebut proklamasi kemerdekaan.

Pertama, terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) merupakan suatu proses yang tidak sekadar dimulai dari proklamasi. Perjuangan kemerdekaan pun mempunyai peran khusus dalam pembentukan ide-ide dasar yang dicita-citakan.

Kedua, Proklamasi baru “mengantar bangsa Indonesia” sampai ke pintu gerbang kemerdekaan. Adanya proklamasi tidak berarti bahwa kita telah “selesai”bernegara.

Ketiga, Keadaan bernegara yang kita cita-citakan belum tercapai hanya dengan adanya pemerintahan, wilayah, dan bangsa, tetapi harus kita sebagai warga negara yang baik akan mengisi untuk menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

Keempat, terjadinya Negara yaitu karena kehendak seluruh bangsa, bukan sekadar keinginan golongan yang kaya dan yang pandai atau golongan ekonomi lemah yang menentang golongan ekonomi kuat seperti dalam teori kelas.
Kelima, Religiositas yang tampak pada terjadinya Negara menunjukkan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Unsur inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi pokok-pokok pikiran keempat yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, yang bertuliskan yaitu bahwa Indonesia bernegara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang (pelaksanaannya) didasarkan pada kemanusiaan yang adil dan beradab

2.2  Sistem etika politik di Indonesia

Etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga Negara terhadap Negara, hukum yang berlaku dan lain sebagainya. Fungsi etika politik dalam masyarakat masih terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan hingga menjelaskan legitimasi politik secara bertanggungjawab.Jadi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan argumentative. Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis.

Tugas etika politik membantu agar pembahasan masalah-masalahidiologis dapat dijalankan secara obyektif. Hukum dan kekuasaan Negaramerupakan pembahasan utama etika politik. Hukum sebagai lembaga penatamasyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagai lembaga penata masyarakatyang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan manusia (makhluk individudan sosial). Jadi etika politik membahas hukum dan kekuasaan. Prinsip-prinsipetika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita

Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi, tidak berdasarkan emosi, prasangka, dan apiori, melainkan secara rasional,objektif, dan argumntasi. Adalah salah satu paham kalau etika politik langsung mau mencampuri politik praktis-sebagaimana etika pada umumnya tidak dapat menetapkan apa yang harus dilakukan seseorang.

Tugas etika politik adalah subsidier : membantu agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif, artinya berdasarkan argument-argumen yang dapat dipahami dan ditanggapioleh semua yang mengerti permasalahan. Etika politik tidak dapat mengkhotbahi para politikus tetapi dapat memberikan patokan-patokan orientasi dan pegangan yang normative bagi mereka yang memang mau menilai kualias tatanan dan ehidupan politik dengan tolak ukur martabat manusia ( Franz Magins-Suseno.1986. 2-3 ).

Tujuan etika politik untuk mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik, baik bersama dan untuk orang lain dalam rangka membangun institusi-institusi politik yang adil. Etika politik membantu juga untuk menganalisa korelasi antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan struktur-struktur politik yang ada. Penekanan adanya korelasi ini supaya dapt menghindarkan pemahaman etika politik yang diredusir menjadi hanya sekadar etika individual perilaku individu dalam bernegara.

 

2.3  Penerapan nilai Pancasila dalam etika Politik di Indonesia

Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai pancasila. Pancasila yaitu suatu landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Yang berkaitan dengan hal tersebut, proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di negara kita sekarang ini harus diarahkan pada proses reaktualisasi sistem politik demokrasi pancasila yang handal, yaitu sistem politik yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi yang memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman.

Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang bersamaan dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa mempertahankan, memelihara dan memperkuat relevansinya dalam kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan hanya untuk dihayati dan dibudidayakan, tetapi diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus berkembang. Proses reformasi yang sedang berjalan di Indonesia merupakan bukti kedinamisan kehidupan politik masyarakat Indonesia.

Akan tetapi, kedinamisan itu, jangan sampai menanggalkan nilai-nilai pancasila. Kehidupan politik yang semakin demokratis dengan ditandai oleh terbukanya saluran asprirasi politik masyarakat, seperti adanya kebebasan mendirikan partai politik, kebebasan berpendapat, pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota legislatif misalnya kepala daerah secara langsung yang harus selalu didasari oleh nilai-nilai pancasila.

Eksistensi sebuah negara juga bergantung pada keberadaan ideologisnya. Eksistensi negara dalam berbagai urusan baik urusan ke dalam maupun keluar  sangat dipengaruhi oleh ideologi yang dimilikinya. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh setiap negara dalam hal ini pemerintahannya selalu berdasarkan pada ideologi nasional negara yang bersangkutan. Tidak hanya itu, ideologi negara menjadi pandangan dan pedomaan hidup aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari setiap warga negaranya. Dalam konteks kehidupan politik, pancasila harus dijadikan sebagai etika politik oleh setiap warga negara dalam aspek kehidupan yang harus selalu diimplementasikan dengan berlandaskan nilai-nilai pancasila

2.4 Memahami ideologi-ideologi besar dunia

 Ideologi-ideologi besar dunia secara umum dibagi menjadi 2 kubu yaitu Kapitalisme dan Sosialisme karena adanya perbedaan fundamental dalam memandang hakekat manusia. Kapitalisme memiliki bentuk khusus yang tidak eksplisit dan juga memiliki peranan historik tinggi untuk mencapai sebuah kesuksesan setinggi mungkin demi meningkatkan derajat hidup manusia. Sifat yang mendasari ini yaitu Akumulasi (adanya pelipatgandaan keuntungan), Eksploitasi (segala hal harus diolah agar mendapatkan keuntungan yang maksimal), Ekspansi (keuntungan harus terus didorong dengan memperluas wilayah yang digunakan untuk memproduksi.

Varian ideologi yang mucul dari kapitalisme yaitu ada Imperalisme (hasrat tertinggi untuk menguasai ekonomi politik dunia seperti Amerika Serikatt, Jepang,dsb), Liberalisme (mengedepankan nilai moral individu dan lebih berkembang sebagai budaya masyarakat seperti hedonism, apatism, individualism radical) dan Nooliberalisme (strategi kapitalisme global yang dikorporasi oleh raksasa internasional untuk menguasai perekonoman dunia).

 Ciri-ciri sistem ekonomi yang kapitalis yaitu :

1.      Persaingan bebas di pasar masih ada

2.      Kegiatan ekonomi dilakukan oleh warga negara sehingga peran pemerintah kecil bahkan sampai tidak dapat ikut atau campur tangan dalam kegiatan tersebut

3.      Dalam melakukan kegiatan ekoonomi, masyarakat memiliki haknya sendiri

4.      Alat produksi dimiliki oleh individu atau perorangan

       Negara-negara yang menganut ideologi kapitalisme antaralain, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis.

Sosialisme yaitu suatu kapitalisme yang mengarah pada penghancuran dunia dalam berbagai aspek. Di Indonesia dan di dunia misalnya sebagai dampak dari sebuah perang dingin yang biasanya digunakan sebagai sasaran empuk kepentingan negeri. Masyarakat Indonesia umumnya telah dibungkam nalarnya untuk mengulik lebih dalam dubstantif atas ideologi sosialisme. Hal-hal yang mendasari ciri ini yaitu Kolektifisme (manusia harus menjalankan hidup secara sosial bukan untuk memuaskan kepentingan pribadi), Ealiarian (kesetaraan hak dan kewajiban untuk mengolah potensi diri dan melindungi sesama), Sharing Economy (setiap orang berhak memperoleh hasil yang sesuai dengan keterampilan dan waktu kerjanya), dan Caring Nature (meningkatkan kuliatas alam dan mengolahnya agar bermanfaat).

Politik di Indonesia memiliki berbagai macam ideologi karena terpengaruh oleh budaya barat. Tetapi pancasila telah teruji sebagai ideologi dasar Negara hanya saja Indonesia belum utuh dalam mengembangkan sebuah demokrasi karena adanya pembatasan perkembangan ideologi ini.

Ciri-ciri ideologi sosialisme yairu sebagai berikut :

1.      Negara menguaasai alat produksi

2.      Dalam mengatur suatu kegiatan perusahaan, warga negara harus ijin terlebih dahulu karena tidak diberi kebebasan oleh negara

3.      Pemerintah mengatur kegiatan ekonomi sosialisme

4.      Tidak ada perbedaan kaya atau miskin, majikan atau buruh karena dianggap sama

5.      Lebih memntingkan kekuasaan negara

6.      Pemikiran keagamaan kuat sehigga harus tolong menolong

7.      Memiliki prinsip kesamarataan

Negara-negara yang menganut ideologi sosialisme antara lain, China, Denmark, Finlandia, Belanda, Kanada, Swedia, Norwegia, Irlandia, Selandia Baru,Belgia, dll.

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan :

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa pemerintahan untuk menjelankan kekuasaan demi mencapai suatu tujuan tertentu. Namun dalam menjalakan hal ini pemimpin harus bersikap jujur, adil dan menaati hukum yang berlaku. Dalam menjalankan pemerintahan berarti mereka harus mampu menerapkan kekuasaan secara adil bukan saling menutup-nutupi hingga melakukan kejahatan.


SARAN :

            Dalam kehidupan bermasyarakat hendaknya pancasila disosialisasikan lagi agar dapat mewujudkan suatu pemerintahan yang berkesinambungan karena suaru negara dalam meningkatkan kekuatan politik ditentukan  oleh kondisi pemerintah yang absolut sebagai bagian terpenting dalam membentuk suatu negara.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/kangsil2006/55000fe0a333117f7350f88a/menyoal-problem-berbangsa-dan-bernegara

https://www.kompasiana.com/suaibnapir/54f76e8da3331119368b4846/urgensi-etika-politik-di-indonesia

https://www.slideshare.net/SaddamTjahyo/mengenal-ideologi-besar-dunia-oleh-saddam-cahyo

 

Selasa, 20 Oktober 2020

STRUKTUR ILMU ANTROPOLOGI

 

BAB I  PENDAHULUAN

 

1.1  Latar belakang

Perkembangan ilmu antropologi ini sudah sangat begitu pajang sejarahnya tak halnya dengan ilmu sosiologi, antropologi ini sebagai ilmu juga mengalami tahapan dalam perkembangannya dalam koentjaninggrat menyusun perkembangan antopologi menjadi  empat fase yaitu :

Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Pada era abad ke 15-16, bangsa eropa ini sudah  mulai kompetisi untuk mempelajari tentang dunia mulai dari Negara Asia, Australia, Amerika. Mereka telah banyak menemukan hal-hal baru dari setiap petualangan dan penemuan mereka. Mereka bahkan  juga mencatat buku harian atau jurnal dari segala sesuatu dengan suku asing seperti ciri fisik kebudayaan, susunan masyarakat, agama, suku yang berisi deskripsi tentang suku asing tersebut yang dikenal sebagai bahan etnografi atau deskripsi tentang berbangsa.

Fase Kedua (tahun 1800-an)

Fase tersebut ialah suatu bahan etnografi dari berbagai suatu susunan  karangan yang berpikir evolusi masyarakat pada era fase tersebut, manusia dan budayanya berevolusi secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa eropa sebgai bangsa primitif yang tinggi kebudayaannya.Tujuannya untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif memperoleh pemahaman tentang tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini membangun sebuah koloni benua. Dalam rangka tersebut muncul berbagai kendala seperti serangan bangsa asli dari pemberontakan tersebut cuaca yang tidak cocok serta hambatan-hambatan perlahan pemerintah kolonial agar pemerintah mencari suku asli untuk menakluknya dari itulah mereka mempelajari kebudayaan entnografi.

Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase tahap ini antropologi berkembang sangat pesat, sehingga pada suku bangsa asli di jajah bangsa eropa akibat terpengaruhi bangsa eropa sendiri. Pada masa tersebut telah terjadi perang dunia ke dua di Eropa mengalami peperangan sehingga dapat terjadinya perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar dunia mengalami kehancuran total. Dalam perang ini membawa sebagian besar mengalami kehancuran, kemiskinan, kesenjangan sosial, kesengsaraan yang tak berujung.

Sebagian bangsa tersebut mereka berhasil yang memendam dendam terhadap bangsa eropa yang telah menjajah sekian lama bertahun-tahun. Dari perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk desa tetapi suku bangsa pedalam eropa. Dalam kenyataannya antropologi mempelajari semua makhluk hidup yang pernah semua waktu dimuka bumi ini, antropologi bukanlah ilmu yang mempelajari manusia dalam ini ilmu itu seperti ilmu politik kehidupan manusia.

 

1.2  Rumusan masalah

       1. Apa konsep dalam ilmu antropologi?

       2. Apa generalisasi-generalisasi dalam ilmu antropologi?

       3. Apa teori-teori dalam ilmu antopologi

 

1.3 Tujuan penulisan

      1. Mengetahui konsep dalam ilmu antropologi

      2. Mengetahui generalisasi dalam ilmu antropologi

      3. Megetahui teori-teori dalam ilmu antropologi

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  II  PEMBAHASAN

2.1 KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI

2.1.A.  Kebudayaan (culture)

Kebudayaan (culture) merupakan konsep begitu paling esensial didalam ilmu antropologi budaya dan semua keterkaitannya dengan kebudayaan. Pada setiap kedisiplinan ilmu sosial terdapat pada konsep kebudayaan tersebut.Oleh karena itu konsep ini harus mendapat bimbingan atau perhatian khusus. Dalam hal ini pengertian tersebut merujuk pada kehidupan sehari-hari pada bagian-bagian warisan sosial.

Contohnya: kesenian, tradisi sopan satun, batik, ngaben, dan karapan sapi.

2.1.B.  Unsur Kebudayaan

Unsur kebudayaan ini merupakan satuan terkecil dalam suatu kebudayaan tersebut atau disebut juga dengan “trait” . Unsur ini terdiri dari pola tingkah laku atau artefak. Tiap-tiap budaya memiliki beberapa gabungan antara unsur yang dipinjam masyarakat lain dan ditemukan oleh masyarakat sendiri oleh yang bersangkutan dalam hal ini.

Contohnya: Kebahasaan, sistem pengetahuan, kesenian, sitem religi, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi serta mata pencaharian hidup manusia.

 2.1.C.  Kompleks Kebudayaan

Kompleks kebudayaan merupakan perangkat unsur budaya yang memiliki keterkaitannya fungsional yang satu dengan yang lainnya.

Contohnya: sistem pernikahan atau perkawinan pada masyarakat Indonesia.

2.1.D.  Enkultrasi

Enkultrasi merupakan proses individu belajar untuk berperan dalam kebudayaan masyarakat itu sendiri.

Contohnya: Seni rupa, seni tarian, adat kebiasaan, seni berpakaiaan, aksara dan sastra, dan lain sebagainya.

2.1.E.  Daerah Kebudayaan (culture area)

Daerah kebudayaan merupakan suatu lokasi atau wilayah geografis yang berpenduduknya berbagi (sharing) unsur dan kompleks kebudayaan tertentu.

Contohnya:  tentang Puun (sebutan kepala adat Badui yang mendiami Wilayah Banten Selatan) maka yang terbayang adalah tidak sekedar bahwa Puun memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada anggotanya, tetapi juga memiliki otoritas formal, otoritas ritual, maupun kultural.

2.1.F.  Difusi Kebudayaan

Difusi kebudayaan merupakan suatu proses tersebarnya unsur-unsur budaya dari suatu daerah budaya ke daerah budayaan yang lain.

Contohnya: penyebaran agama islam yang dilakukan media pedagang, disertai dengan cara dagang jujur, model pakaian digunakan lambat laun juga akan ditirukan oleh masyarakat.       

2.1.G.  Akulturasi

Akulturasi merupakan pertukaran unsur-unsur budaya yang telah terjadi selama 2 kebudayaan yang berbeda saling berkontak secara terus-menerus dalam  jangka waktu yang lama.

Contonya: seni bangunan di Indonesia dikombinasikan dengan kebudayaan lain. Seperti masjid, makam, menara, dan lain sebagainya. Perpaduan ini terjadi antara seni budaya arsitektur dengan corak budaya Islam.

2.1.H.  Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan suatu sikap sekelompok masyarakat yang cenderung memiliki tanggapan sendiri bahwa kebudayaan yang lebih unggul dari pada semua kebudayaan lainnya.

Contohnya: kebiasaan memakai pakaian terbuka oleh masyarakat pedalaman, budaya carok merupakan budaya berasal dari Madura adalah perilaku membela harga diri dengan menyakiti orang yang terlibat, dan konflik yang terus terjadi antara dua suku yaitu suku Dayak dan suku Madura.

2.1.I.  Tradisi

Tradisi merupakan tiap-tiap masyarakat selalu terdapat jumlah tingkah laku maupun kepercayaan yang menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dalam kurang waktu yang lama.

Contohnya: adat istiadat, properti yang akan dipakai, dan kesenian.

2.1.J.  Relativitas Kebudayaan

Relativitas kebudayaan merupakan setiap kebudayaan memiliki ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan yang lain, maka dari itu akan dipandang sebagai sifat normal dalam budaya yang mungkin akan dipandang abnormal dalam budaya lainnya.

Contohnya: cara berpakaian dan sarapan pagi.

2.1.K.  Ras dan Klompok Etnik

Ras dan Kelompok Etnik merupakan suatu kelompok orang yang memiliki kesamaan dalam unsur biologis atau memiliki kesamaan unsur fisikal yang khas yang disebabkan oleh genetik atau keturunan. Sedangkan Kelompok Etnik merupakan suatu kelompok individu yang mempunyai kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang sama, sifat, dan unsur budaya yang secara nyata dibandingkan kelompok yang lainnya.  

Contohnya: Dari Etnik yaitu: garis keturunan, dan suku bangsa campuran. Dari Ras yaitu: Ras Mongoloid yang hidup tersebar di wilayah atau lokasi di Asia, Afrika, Eropa, dan lain sebagainya.

2.2. GENERALISASI-GENERALISASI ANTROPOLOGI

2.2.A.  Kebudayaan

 Kebudayaan merupakan kebudayaan ini dapat mengapresiasikan budaya bangsa yang memiliki kelemahan dan juga kelebihan. Maka tidak akan ada suatu bentuk budaya yang sempurna.

Contohnya: ngaben, batik, dan karapan sapi.

2.2.B.  Evolusi

Evolusi merupakan evolusi yang  tidak terbatas pada bidang biologi , tetapi meluas dalam bidang sosial dan budaya tersebut. Dalam hal ini bidang sosial kita dapat mengenal evolusi universal dari Herbert Spencer, bidang keluarga atau evolusi keluarga dari JJ Bachoven, bidang agama atau kepercayaan dikenal evolusi animism, religi, dan magis dari E.B Taylor dan J.G. Frazer, bidang kebudayaan atau evolusi kebudayaan dari E.B Taylor dan L.H Morgan. Serta bidang sosiokultural atau evolusi sosiokultural dari Sahlins dan Haris.

Contohnya: manusia prasejarah dulu mata pencaharian sebagai pemburu setalah menjadi peternak dan petani.

2.2.C.  Culture Area

Culture area merupakan pertumbuhan kebudayaan yang disebabkan timbulnya unsur baru yang mendesak unsur budaya yang lama ke arah pinggir, sekeliling mulai dari daerah pusat tumbuhan budaya itu. Oleh karena itu, jika mencari atau meneliti unsur budaya kuno maka tempat atau lokasi untuk mendapatkannya adalah di daerah pinggiran sebagai culture areanya.

Contohnya: Medan

 2.2.D.  Enkulturasi

Enkulturasi merupakan suatu proses yang mempelajari kebudayaan  seseorang terhadap budaya orang lain, guna mengembangkan sikap toleransi dan saling menghargai budaya yang beragam dalam suatu pendidikan global.

Contohnya: keluarga, budaya, masyarakat, dan sekolah.

 

 

2.2.E.  Difusi

Difusi merupakan orang yang dapat beranggap bahwa meluasnya unsur budaya megalith Mesir Kuno, yang berada di Kawasan Afrika, dan negara-negara lainnya yang menyimpulkan bahwa telah terjadi proses budaya heliolithic.

Contohnya: dalam sistem kalender, dalam sistem pemerintahan, dalam tradisi, dan lain sebagainya.

2.2.F.  Akulturasi

Akulturasi merupakan  proses ini biasanya budaya  lahir jauh lebih berkembang dibanding budaya yang tersembunyi.

Contohnya: seni tarian, seni berpakaian, adat kebiasaan, seni rupa, seni musik dan tari, dan lain sebagainya.

2.2.G.  Etnosentrisme

Etnosentrisme hakikatnya suatu bangsa memiliki nilai yang baik terhadap sikap-sikap dan pola kebudayaan kelompok sendiri, hanya saja intesitasnyalah yang berbeda , ada yang sedikit, dan ada yang sangat etnosentris. Jika suatu bangsa semakin tinggi etnosentrinya, maka akan semakin banyak saingannya dan lawan dalam kehidupan internasional.  

Contohnya: kebiasaan memakai pakaian terbuka oleh masyarakat pedalaman, budaya carok merupakan budaya berasal dari Madura adalah perilaku membela harga diri dengan menyakiti orang yang terlibat, dan konflik yang terus terjadi antara dua suku yaitu suku Dayak dan suku Madura.

2.2.H.  Tradisi

Tradisi merupakan aktivitas kebudayaan yang mempunyai maksud untuk memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang mempunyai hubungan dengan seluruh kehidupannya.

Contohnya: tradisi potong jari di daerah Papua, tradisi brobosan di daerah Jawa, tradisi adu betis di daerah Sulawesi Selatan, dan lain sebagainya.

2.2.I. Ras dan Etnik

Ras merupakan konsep biologi yang begitu valid, tidak sekedar mengambarkan morfologinya. Tetapi yakni komposisi genetic spesies itu, contohnya seperti gen untuk golongan darah dan proten spesifik. Sedangkan Etnik merupakan suatu konsep yang merujuk pada satu kesatuan sosial dalam sistem sosial kebudayaan yang memiliki arti kedudukan tertentu karena adat, agama, bahasa, genetik atau keturunan, dan lain sebagainnya.

Contohnya: Dari Etnik yaitu: garis keturunan, dan suku bangsa campuran. Dari Ras yaitu: Ras Mongoloid yang hidup tersebar di wilayah atau lokasi di Asia, Afrika, Eropa, dan lain sebagainya.

2.2.J.  Stereotif

Stereotif merupakan salah satu faktor  penyebab hambatan dalam mewujudkan multikulturalisme bangsa Indonesia, gilirannya akan memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Contohnya: sekelompok pedagang kaki lima yang terlibat permasalahan terhadap pegawai tertiban kota. 

2.2.K.  Kekerabatan

Kekerabatan merupakan sebuah ikatan ibu dan anak yang terdapat diamati dan nilai secara universal, akan tetapi peran ayah dan ibu dalam masyarakat tradisional yang bervariasi. Oleh karena itu, harus diakui bahwa pendapat atau gagasan mengenai perkawinan atau pernikahan yang menhindari tabu insect.

Contohnya: perkawinan antara keturunan memiliki hubungan darah paling dekat.

2.2.L.  Magis

Magis  ini kelihatannya memang kejam, jahat, dan mudah disalahgunakan oleh pihak yang berkepentingan akan tetapi berkembangnya magis yang pernah mengalami masa jayanya pada kehidupan yang primitif.

Contohnya: upacara pemindahan tulang belulang nenek moyang ke tempat lain di tapanuli.

2.3. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI

2.3.A. Teori Evolusi Deterministrik

Teori ini sangat tua dan dikembangkan oleh 2 tokoh yaitu Edward Burnet Tylor Dan Lewis henry Morgan. Teori evolusi merupakan salah satu teori yang digunakan untuk melihat fenomena perubahan budaya dalam suatu pandangan antropologi. Teori ini melihat perubahan budaya yang terjadi, oleh karena itu maka adanya perkembangan daya fikir manusia yang mampu merubah beberapa sisi kebudayaannya. Teori ini beranggapan bahwa pada hukum yang mengendalikan perkembangan semua kehidupan kebudayaan manusia dan teori ini mengalami evolusi melalui fase yang sudah pasti.

Contohnya: pada sektor pertanian terjadi proses pembajakan sawah, petani pada masa dahulu membajak sawah dengan menggunakan kayu dibentuk runcing yang dibantu dengan tenagan hewan.

2.3.B. Teori Difusi

Teori berkembang melalui unsur kebudayaan manusia yang di awali oleh seseorang bernama F. Ratzel merupakan seorang ilmuan bumi yang telah beranggapan bahwa  kebudayaan manusia itu pangkalnya satu, dan di satu tempat tertentu, yaitu makhluk manusia baru saja muncul di dunia. Kemudian, kebudayaan ini berkembang karena pengaruh keadaan lingkungan dan waktu tertentu.

Contohnya: penggunaannya teknologi oleh masyarakat yang lahir dari bagian barat melalui sebaran teknologi dunia.

2.3.C.  Teori Fungsionalisme

Teori fungsionalisme ini telah dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski yang mempelajari tentang cara kehidupan manusia dengan jalan observasi. Ia mengajukan beberapa teori fungsionalisme bahwa tiap semua unsur kebudayaan berguna bagi kehidupan masyarakat.

Contohnya: seni pertunjukan berfungsi sebagai seni namun pertunjukan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi yang dapat dijadikan pemenuhan ritual atau upacara, yang dapat memberikan pengaruh satu sama yang lainnya.

2.4.D. Teori Strukturalisme

Teori strukturalisme merupakan suatu strategi penelitian untuk mengungkapkan suatu pikiran manusia, yakni proses pikiran manusia oleh kaum strukturalis dipandang sama secara lintas budaya. Strukturalisme ini merupakan fenomena sosial secara internal yang dihubungkan dan diatur dengan pola yang tidak disadari. Dalam hal ini mengungkapkan bahwa sesuatu dapat keluar hanya sebagai elemen penanda suatu sistem.

Contohnya: Dalam rumpun keluarga terdapat beberapa struktur yang memiliki fungsi berbeda tetapi saling mempengaruhi. Didalam keluarga ada bapak sebagai kepala keluarga yang mengatur urusan keluarga, ibu sebagai ibu rumah tangga yang berfungsi pada wilayah domestic kemudian ada anak.

2.5.E. Teori Antropologi Kognitif

Teori ini merupakan studi tentang hubugan antara budaya manusia dan pikiran manusia. Teori ini mempelajari bagaimana orang memahami dan mengatur material objek dan pengalaman yang  membentuk dunia mereka sebagai orang yang mereka pelajari dan memahaminya.

Contohnya: Dalam daerah bugis Makassar budaya siri na pace telah lahir suatu ide atau gagasan masyarakat yang kemudian dijadikan sebagai hukum adat.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III PENUTUP

3.1.  KATA PENUTUP

 

                                    Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

 

            Demikian makalah yang kami buat ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan silahkan sampaikan kepada kami.

            Kalau ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan. Makalah yang saya buat kurang dari sempurna, Kritik da saran yang bisa membangun saya tunggu.  Sekali lagi saya mohon maaf kalau ada katakan yang salah.

 

                                    Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

3.2.  KESIMPULAN

Antropologi adalah suatu ilmu tentang manusia dan segala tentang kehidupan manusia. Ilmu ini sangat bermanfaat sebab dapat membantu dalam penerapan kehidupan baik individu maupun makhluk sosial, tujuannya untuk memperluas area perbandingan untuk merekam budaya sebelum budaya sebelum budaya itu lenyap. Ilmu antropologi ini sangat erat kaitannya dengan ilmu sosial lainnya, seperti geografi, sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dan berkembang pada abad ke-15 sampai sekarang.

Antropologi mempelajari tentang manusia dalam kedudukan sebagai masyarakat, individu, suku, bangsa, dan lain sebagainya. Secara antropologis manusia dapat ditinjau dari 2 segi yaitu antropologi fisik dan sosial.

3.3. KRITIK

            Dalam makalah ini jauh dari kata sempurna begitu banyak kekurangannya. 

3.4. SARAN

 Struktur ilmu antropologi jangan berhenti sampai pada makalah ini saja. Sebagai generasi muda yang berbudaya dan berbangsa, kita harus tetap mengembangkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami menerima segala kritik dan saran guna keberlangsungan kami dalam menulis makalah agar lebih baik lagi.

 

 

3.5. DAFTAR PUSTAKA

Supardan, Dadang. 2013. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta:Bumi Aksara

addyarchy07.blogspot.com/2011/11/konsep-konsep-dalam-antropologi.html?m=1

lailatulrahmawati.blogspot.com/2012/10/teori-teori-antropologi.html?m=1