Materi kelompok 2
1. Makalah
2. PPT
3. Hasil Plagiasi ( Plagiasi lebih kurang dari 35% tidak perlu di perbaiki)
BAB I
PENDAHULUAN
Negara
kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, manusia selalu tidak lepas dari dasar bangsa Indonesia. Pancasila
yang merupakan dasar sekaligus landasan bangsa Indonesia ini setiap nilai yang
terkandung haruslah dijadikan dasar hidup bernegara. Nama Pancasila yang
berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata yaitu Panca yang
berarti lima dan Sila yang berarti prinsip atau asas, berperan penting sebagai
dasar kehidupan serta pedoman hidup manusia di Indonesia. Jika tidak, maka
bangsa Indonesia akan mudah terpecah belah dan tidak memiliki tujuan dalam
bernegara dan berbangsa.
Manusia
yang pada dasarnya dalam menjalani kehidupan selalu mencari tahu serta memahami
tentang diri dan lingkungannya. Maka dari situ muncullah aktivitas berpikir
yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, dan lain sebagainya sehingga
menghasilkan pemikiran-pemikiran yang mana setiap manusia dalam proses berfikir
menempuh jalan yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Seseorang yang semakin sering berpikir maka semakin banyak pula pengetahuan
yang didapatnya. Dan begitu pula sebaliknya, apabila jarang melakukan proses
berpikir maka akan minim pengetahuan yang didapatnya dan pastinya akan minim
pula akan informasi. Orang yang tahu maka disebut sebagai orang yang mempunyai
pengetahuan. Sehingga, pengetahuan adalah hasil tahu dari segala sesuatu yang
diketahui dari proses berpikir tersebut.
Pengetahuan yang merupakan hasil dari proses berpikir oleh manusia tersebut tersusun secara terstruktur dalam bidang tertentu disebut sebagai ilmu. Sehingga, ilmu dapat digunakan untuk menerangkan kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia yang diperoleh dari proses berpikir tersebut. Dari ilmu pengetahuan itu menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran disebut filsafat. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengetahuan, filsafat, dan ilmu. Mari simak penjelasan berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Membedakan antara Pengetahuan, Ilmu,
dan Filsafat
Ø Pengetahuan
Pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia. Pengetahuan
dapat kita peroleh tanpa melalui proses pembelajaran.
Ø Ilmu
Ilmu itu bersifat khusus dan
empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada bidang masing-masing. Ilmu adalah sesuatu yang dapat kita peroleh melalui proses
yang disebut pembelajaran atau dengan kata lain hasil dari pembelajaran. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai
pengetahuan dan segi-segi yang
dipelajari dibatasi begitupula obyek yang terbatas.
Ø Filsafat
Filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala
sesuatu yang ada [realita], mencari prinsip-prinsip yang tidaklah dibatasi dari
segi pandangannya bahkan cenderung memandang secara keseluruhan, bertugas
mengintegrasikan ilmu-ilmu, obyek yang digunakan keselurhan yang ada.
2.2 Mengedentifikasikan
ciri-ciri berpikir ilmiah-filsafat
Ø
Ciri-ciri berpikir ilmiah
1. Obyektif / apa adanya
Berpikir
obyektif selalu menggunakan data yang benar atau yang benar-benar terjadi
sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa menambah atau mengurangi data.
Mendapatkan sebuah data yang benar bukan suatu hal yang mudah. Justru
sebaliknya, lebih mudah mendapatkan data yang salah. Maka seorang berpikir
ilmiah harus berhati-hati dalam memperoleh data yang tersedia.
2. Rasional atau masuk akal
Rasional
adalah berpikir secara masuk akal dengan mengenali peristiwa yang mengandung
sebab dan akibatnya. Orang yang berpikir ilmiah tidak akan terpengaruhi oleh
hal-hal yang tidak masuk akal. Karena orang tersebut akan mencari tahu
kebenaran informasi yang didapatkannya. Orang yang berpikir ilmiah dianggap
sebagai orang yang kritis.
3. Terbuka
Seorang
yang terbuka merupakan orang yang menerima dengan baik saat mendapatkan masukan
dari orang lain,baik berupa pikiran,pendapat, ataupun informasi yang baru dari
asal atau sumber yang berbeda. Ia tidak menutup dirinya dari semua orang.
Seorang berpikir ilmiah seperti ini tidak akan tertutup atau menutup diri.
4. Berorientasi pada kebenaran
Orang
yang berpikir ilmiah akan menerima buah pikirannya jika memang ia salah dan
tidak bersedih jika ia kalah. Mereka berpikir kekalahan bukanlah akhir dari
semua perjuangan. Ia lebih mementingkan kebenaran daripada kecurangan ataupun
kemenangan. Kebenaran sudah menjadi tujuan utamanya. Oleh sebab itu, orang yang
berpikir ilmiah harus pandai mengendalikan diri agar tidak mudah emosional.
Ø
Ciri-ciri berpikir filsafat
1. Radikal
Radikal
artinya berpikir sampai hakikat atau substansi yang dipikirkannya. Orang yang
berfilsafat dengan akal ,akan berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan yang
hakiki (sebenarnya) yaitu dengan pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan
indrawi (tampakan mata).
2. Universal atau umum
Berpikir
secara umum merupakan berpikir pada hal dan proses yang bersifat umum. Keumuman
seorang filsuf diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam
kenyataan.
3. Konseptual
Konseptual
merupakan hasil dari generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal
dan proses individu. Berpikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan dengan
pemikaran terhadap perbuatan bebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu.
4. Koheren dan konsisten
Koheren
merupakan berpikir sesuai dengan kaidah yang tidak mengandung kontradiksi atau
tidak mengandung pertentangan antara dua hal yang dipikirkan , karena kedua hal
tersebut tidak bisa sama-sama benar pada waktu yang sama. Seorang filsuf akan
melakukan hal tersebut dengan berpikir secara runtut.
5. Sistematik
Saling
berhubungan dengan unsur-unsur konseptual . Dalam mengemukakan jawaban terhadap
suatu masalah para filsuf menggunakan pendapat yang saling berhubungan secara
teratur dan mengandung maksud dan tujuan tertentu . Selain itu, sistematik juga
berpikir secara benjenjang, mulai dari yang paling atas baru ke bawah.
6. Komprehensif atau menyeluruh
Berpikir
secara komprehensif merupakan berpikir dengan berusaha untuk menjelaskan segala sesuatu secara menyeluruh.
7. Bebas
Bebas
merupakan pemikiran yang bebas dari prasangka sosial , history,kultur, atau
religius. Berpikir bebas merupakan berpikir secara terikat , akan tetapi ikatan
tersebut berasal dari dalam, disiplin dan dari kaidah-kaidah. Dengan demikian
pikiran dari luar sangat bebas dan yang dari dalam bersifat terikat.
2.3
Menganalisis Pancasila sebagai Berpikir Secara Ilmiah - Filsafati
Ø Berpikir Secara Filsafat
Dalam perjalanan sejarah, sebagai
ilmu yang berguna bagi sikap kritis dan analisis, lingkup pengetahuan filsafat
sebagai pandangan hidup, sebagai suatu
kebijaksanaan yang rasional, kelompok teori dan system pemikiran, sebagai proses kritis dan sistematis.
A. Ciri ciri berpikir secara filsafat
Berpikir
secara filsafat senantiasa berkaitan dengan masalah masalah manusia yang
bersifat actual dan hakiki. Berfikir
secara kefilsafatan di samping berkaitan dengan ide ide tetapi juga harus
memperhatikan realitas konkret. Berikut ciri cirinya :
1. Bersifat Kritis
Senantiasa mempertanyakan
sesuatu, tidak mudah menerima suatu
jawaban tanpa berpikir secara baik hinggal clear and distinct jelas dan
terpilih.
2. Bersifat Terdalam
Adalah sampai pengertian tentang inti
mutlak permasalahannya. Berfikir terdalam akan mengetahui suatu permasalahan
sampai akarnya.
3. Bersifat Konseptual
Berfikir konseptual tidak
dimaksudkan untuk berpikir secara terkait dengan masalah masalah konkrit Yang
dihadapi manusia, dengan membuat konsep
konsep yang jelas dan tepat mengenai pokok persoalan.
Ø Unsur Unsur Pancasila
sebagai Sistem Filsafat
1. Unsur Ketuhanan
Secara ontologic ada manusia
sebagai yang diciptakan menunjukan adanya pencipta yaitu Tuhan.
2. Unsur Kemanusiaan
Sebagai bangsa yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita mempunyai rasa
kemanusiaan yang luhur.
3. Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan ciri cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan semata mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi.
4.
Unsur Kerakyatan
Istilah kerakyatan berarti
bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat. Dalam bahasa lain disebut demokrasi berasal
dari bahasa Yunani Demos berarti rakyat dan Kratos berarti berdaulat.
5.
Unsur Keadilan
Istilah adil yaitu
menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa Yang menjadi haknya
dan tau mana haknya sendiri serta tau apa kewajibannya kepada orang lain dan
dirinya.
Ø Pancasila Dasar Ilmiah
Merupakan serangkaian
kegiatan manusia dengan pemikiran dan menggunakan berbagai tata cara sehingga
menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang teratur.
A. Syarat syarat pengetahuan
ilmiah :
1.
Berobyek
Obyek materia pancasila
adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan pancasila.
2. Bermetode
Adalah seperangkat
cara/sistem pendekatan dalam rangka pembahasan pancasila untuk mendapatkan
suatu kebenaran yang bersifat obyektif.
3. Bersistem
Pembahasan pancasila secara
ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan yaitu kelima sila baik
rumusan inti dari isi sila sila pancasila.
4. Universal
Artinya kebenaran suatu
pengetahuan ilmiah tidak terbatas oleh waktu,
keadaan, situasi, kondisi maupun
jumlah. Nilai nilai pancasila bersifat universal atau dengan kata lain
intisari, esensi atau makna yang terdalam dari sila sila pancasila pada
hakikatnya bersifat universal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Pancasila yang merupakan dasar
sekaligus landasan Republik Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari Pancasila
menjadi pedoman atau dasar bangsa Indonesia dalam menjalanni kehidupan. Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan
dan ilmu. Pengetahuan, ilmu, dan filsafat pada Pancasila merupakan landasan
dalam proses berpikir. Pengetahuan adalah hasil tahu dari segala sesuatu yang
diketahui dari proses berpikir. Pengetahuan yang merupakan hasil dari proses
berpikir oleh manusia tersebut tersusun secara terstruktur dalam bidang
tertentu disebut sebagai ilmu. Sehingga, ilmu dapat digunakan untuk menerangkan
kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman manusia yang diperoleh dari proses berpikir tersebut. Filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh
kebenaran. Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat tersebut pada manusia sejatinya
adalah makhluk berpikir. Ciri-ciri orang
berpikir secara ilmiah terdiri dari obyektif yang memiliki sifat hati-hati, rasional sebagai
orang yang berpikir kritis, terbuka tidak menutup dirinya pada semua orang,
berorientasi pada kebenaran yang bisa mengendalikan emosinya. Ciri -ciri orang berpikir
filsafat yaitu radikal, universal yang bersifat umum, koheren berpikir secara
runtut, sistematik berpikir secara berjenjang, komperhensif menjelaskan secara
menyeluruh, dan bebas bersifat terikat .
Saran :
Demikianlah
makalah yang dapat kami susun. Sebagai mahasiswa kita harus mengembangkan ilmu
yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu. Sehingga, kami berharap makalah
ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Disisi lain, kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak memerlukan perbaikan. Oleh sebab itu, kami berharap
tanggapan, saran, dan kriktik yang membangun
demi kesempurnanya makalah kami selanjunya, atas perhatiannya kami sampaikan
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://kurobatoichi1412.blogspot.com/2018/02/ciri-berfikir-filsafat.html?m=1
http://pamungkasalhanafi.blogspot.com/2012/12/empat-ciri-berpikir-ilmiah.html
https://irdaaprianti.wordpress.com/2014/10/22/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
If you have question, please written in comment column