Halaman

Jumat, 03 Juli 2020

CERPEN : PERJUANGAN IFAH

Aprilia Ayu Eka Christanti


        Hari mulai menampakan sinarnya, fifah bangun dengan penuh harapan , berharap hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. Ya namanya  Afifah Azhra, Ifah anak yang sederhana, setiap hari fifah bangun pagi untuk membantu ibunya.
“bu, ifah bantu ya?” , kata-kata itu selalu terucap setiap pagi .

Waktu menunujukkan pukul 06:15, ifah telah siap untuk sekolah. Ifah, tinggal di desa terpencil yang jauh dari kota. Jarak rumah dengan sekolahnya lumayan jauh.   Ia harus  menggunakan  kendaraan umum  untuk sampai ke sekolah, tapi ifah tidak mempunyai cukup uang untuk naik angkot. “ ifah, tunggu.”,  “hai, bim? Tumben kamu baru berangkat biasanya kamu  sudah duluan nyampek sekolah!” celetuk ifah kepada temannya yang selalu ia panggil bima.
“hehehe, iya aku tadi ketinggalan angkot, jadi aku jalan kaki!”. Percakapan terus berlangsung, tak terasa mereka sudah sampai di gerbang sekolah.  Ifah duduk dibangku kelas 2 SMP, dia bersekolah di SMP Nusaharapan. Hari ini, ada ujian IPA.
“eh, ini pensil, dari pada gigit pensil mending gigit penghapus.” terdengar suara fila yang menyindir teman di sebangkunya.
“ye biarin , suka-suka aku dong!”,
“ hehehe, jangan ngambek gitu dong”.
“biarin, enak-enak mengerjakan malah kamu ganggu”,
“ifah maaf deh kalu ganggu”,
“iya-iya udah, jangan ganggu lagi”. Percakapan itu berhenti saat terdengar suara benda yang jatuh dari atas. “brak” ,
 “eh ada apa itu?”Ifah kaget mendengar hal itu. Ulangan pun di hentikan karena bangunan sekolah ifah ada yang rubuh. Sebenarnya hal itu sudah biasa terjadi, bangunan di sekolah nya memang sudah dimakan usia. Sekolah ifah belum di renovasi, sebab belum ada bantuan dari pemerintah. 
Ifah pulang dengan hati sedih melihat sekolahnya yang rusak, dia berharap sekolah cepat mendapat bantuan untuk di renovasi .
“ asalamualaikum, bu. Ifah pulang.”,
 “walaikumsalam, ifah kenapa kamu bersedih?”,
“begini bu , bangunan diperpustakaan rubuh, bu. Padahal sekolah tidak memiliki biaya untuk merenovasinya.”, “ya sudah jangan terlalu difikirkan, sekarang kamu makan dan istirahat setelah itu kamu bantu ibu mencuci pakaian”, “baik bu!”.
        Hari berganti, telah satu minggu perpustakaan masih belum diperbaiki. Ifah termenung bagaimana cara agar mendapat bantuan dana untuk sekolah.
Tak lama kemudian,
 “aha, aku tau solusinya”. OSIS mengadakan rapat untuk membahas masalah tersebut. Ifah adalah salah satu anggota OSIS, ia mengusulkan ide untuk melakukan sosialisasi kepada warga desa untuk menyumbangkan bantuan kepada sekolah.
 “saya mengusulkan, bagaimana kita mengadakan sosialisasi kepada warga desa untuk menyumbangkan bantuan kepada  sekolah kita.”,
 “tapi apakah mungkin, warga desa mau membantu?” vano selaku ketua OSIS, bertanya kepada Ifah.
”insyallah, mereka mau membantu kita, sebab sebagian dari anak mereka bersekolah disini, karena mereka ingin yang  terbaik untuk anak mereka”,
 “baiklah kalau begitu, besuk kita mulai membuat proposalnya”.
Rapatpun selesai, Ifah kembali ke kelas dengan wajah sumingrah, idenya tersebut di setujui oleh teman-temannya.
 “Ifah tunggu,”,
 ifah menghentikan langkahnya, “ada apa Fil?” ,
 “hehehe, aku mau pulang bareng ma kamu, owh ya tadi ide mu bagus banget!”,
 “hehehe makasih ya. eh,  kamu tadi dapat salam lo!”,
 “dari siapa?” fila kebingungan. “ dari  Vano, ketua OSIS.  Hahaha”,
“gak lucu tau, kamu ini bikin aku salah tingkah  aja”,
“gak lucu kok senyum-senyum hayo!, jangan-jangan bener lagi kamu suka sama Vano!”, jawab ifah mengejek fila.
 “kamu kok tau dukun ya?”,
 “hehehe, kamu kok tau aku dukun?”,
“aku kan paranormal”, tak terasa ifah sudah sampai di depan rumah.
 “mampir dulu Fil”,
“iya fah, kapan-kapan aja ya aku mau bantu ibu ku”,
“oh, yah sudah. Bye-bye Vano, hehehe”.
“apa-apaan sih kamu, hehehe”, fila tertawa mendengar ucapan Ifah.

        Hari begitu cerahnya, Ifah berangkat dengan wajah sumringah. “Fah, tumben kamu dah berangkat”, fila menyindir teman akrabnya itu,
 “iya, ibu memintaku berangkat pagi, gimana proposalnya sudah jadi?”, “suda Fah, besok kita tinggal sosialisasi”
 “Alhamdulillah, ya sesuatu dah selesai” sambil menirukan gaya Syahrini,,
 “Ifah-ifah lebay banget sih kamu, hehehe”, fila tertawa mendengarka kata-kata teman sebangkunya.
 “ye suka-suka aku dong, hehehe”.
 “vano?”, fila kaget ternyata Vano yang sudah disampingnya.
”cye-cye, pagi-pagi sudah apel” ifah menyindir teman sebangkunya,
“ apaan sih Fah, aku mau ngasih tau kalian bahwa sosialisasi di ajukan hari ini sebab sekolah sangat-sangat memerlukan, jika hanya menunggu bantuan dari pemerintah bangunan perpustakaan tidak akan selesai”,
 “baiklah kalau begitu, kami akan beritahu teman-teman tentang informasi ini”, ifah pergi memberi tahu teman-teman yang berpartisipasi dalam sosialisasi tersebut.
 Semua sudah siap, tinggal meminta persetujuan dari Pak KaDes.
“gimana sosialisasi jadi di laksanakan sekarang?”
“iyab, nanti malam jam 19:00, .dibalai desa”
“ok deh, makasih ya Van, atas informasinya”, ifah berterimakasih kepada Vano.”
“iya sama – sama, Fah”.

        Pukul 19:00 tepat, semua warga telah berkumpul dibalai desa,. Pembukaan diawali dengan sambutan dari Kepala Desa, setelah itu maksud dan tujuan warga di kumpulkan dibalai desa.
“asalamualaikum wr wb, kami dari SMP Nusa Harapan, bermaksud untuk meminta bantuan kepada warga setempat menyumbangkan dana kepada sekolah kami yang tertimpa musibah , bangunan perpustakaan kami roboh dan perlu renovasi, dan..”
Belum sempat Vano menyelesaikan kata-katanya sudah ada yang bertanya, “ bukankah ada bantuan dari pemerintah?”
Dengan sabar dan tegas Vano menjawab “begini pak, dana yang diberikan pemerintah belum sampai ke sekolah kami, sehingga kami meminta bantuan kepada warga agar ikut berpartisipasi ikut dalam pembangunan perpustakaan kami.”
Perdebatan terjadi dalam rapat tersebut, tetapi pada akhirnya warga setuju untuk membantu sekolah.

        Esoknya warga bahu membahu merenovasi bangunan perpustakaan,
“iya fah, kita bisa belajar lagi di perpustakaan.” Fila , tersenyum melihat warga bekerja sama, membangun perpustakaan.
Dari arah kejauhan Vano berlari mendatani ifah dan fila, “hai, bantuan dari pemerintah sudah datang, insyallah minggu depan sekolah akan dibangfun lagi!”
“benarkah? alhamdulilah sudah datang!” ifah senang mendengar berita tersebut.
“ehm, betewe  ada apa nih kamu mau ngasih tau kita, biasanya kamu jarang kasih tau  kami?”
“hehehe, emangnya gak boleh?”
Fila buru – buru menjawab “eh, enggak kami malah senang kok.”
“cye-cye pacarnya di bela in, hehehehe”
“ ifah, ssstttt. Kamu ini ngomong apa sih?” fila tersenyum mendengar ejekan dari sahabat karibnya itu.
“hehehehe, peace! Maaf deh, tapi kamu senangkan?”
“ udah – udah, kalian ngomong apaan sih? Ya udah itu aja yuang ingin kuy sampaikan.”
“Oh ya makasih, Van”
Vano, pergi meninggalkan Ifah dan Fila.

        “anak – anak, hari ini kita kerja bakti membersihkan sisa bangunan perpustakaan.” 
Ifah dan fila segera ikut membantu  kerja bakti.
“akhirnya kesampaian juga ya Fil, perpustakaan kita sudah selesai di bangun, dan kabar baiknya lagi sekolah akan membongkar bangunan yang sudah rusak diganti dengan bangunan baru.”
“ iya if, bukan itu saja sekolah juga mendapat bantuan berupa alat – alat penujangf –  pendidikan”  fila juga senang dengan kabar yang iya dengar.

        “fah, bangun nak sudah pagi , hari ini kamu sekolah kan?”
“astagfirullah, sudah jam 06:00, bisa terlambat aku!”, Ifah segera bangun dan cepat – cepat berangkat sekolah.
Ifah senang, ia dapat belajar kembali di perpustakaan.
“betapa senangnya jika perpustakaan  ini mendapat fasilitas  yang memadai.”
Tak lama kemudian Fila datang, “ dor bengong aja”
“eh, fila . ngagetin aja kamu.”
“ hehehe, maaf, kamu sih bengong aja. Mang  ada apa sih?”
“ begini fil, aku punya suatu pemikiran. Bagaimana kalau kita mengadakan acara amal siswa – siswa menyumbankan buku – buku untuk perpustakaan. Gimana bagus gak?”
“ tapi, buku apa yang  di sumbangkan?” fila bingung.
“ terserah mau buku apa, yang penting dapat member wawasan luas.”
“ok,  deh. Kita musyawarah dulu sama temen – temen.”
“ siipp, let’s go!”,

         Ifah dan Fila, mengusulkan ide tersebut dalam rapat. Dan akhirnya di setujui  teman – teman nya. Rapat berakhir, fila pulang terlebih dahulu karena ada urusan penting.
“Ifah, bukumu ketinggalan!” sambil menyodorkan buku berwarna biru laut tersebut.
“ owh, makasih ya Van!” ,
 “ iya sama – sama, makasnya jangan lupa sama barang bawa’annya.”
“ hehehehe, maaf deh aku buru – buru mau membantu ibuku”
“ eh, aku pulang sama kamu ya. Aku gak da temen”
“ ehms, ya deh Van. Lagi pula rumah kita searah”, tak terasa hampir sudah sampai di rumah.
 “ mampir Van,?”
“ iya deh kapan – kapan”
“ ya sudah bye –bye”,
Setelah itu Ifah, segera ganti baju dan menjalankan aktivitasnya.

         Esoknya, “teman – teman gimana udah dapat berapa banyak nih bukunya?”
“ ini fil, masih 124 buku.”
“ wah banyak juga ya, teman – teman makasih ya atas partisipasi nya”
“iya, sama – sama “ jawab anak – anak serempak.
Setelah terkumpul banyak, Ifah dan Fila segera memberikan hasil sumbangan teman – teman ke perpustakaa.
“ bu, ini sumbangan dari teman – teman untuk perpustakaan., “
 Sambil menyodorkan kardus yang berisi buku – buku,
“ terimakasih anak – anak ku semua, ibu sangat berterimakasih atas bantuan kalian.  Semoga ini bermanfaat bagi semua siswa di SMP  Nusaharapan ini”, ibu Nita tersentuh dengan perhatian siswa –siswa, tak sadar ibu guru menitikkan  air mata.

        Perjuangan Ifah dan Fila, untuk menjadikan sekolah yang di impikan bagi semua murid pun terwujud. Semua siswa belajar dengan tekun dan tak ingin mereka siakan perjuangan teman mereka.
Ifah dan Fila, beserta teman – temannya mendapat gelar murid teladan . Semenjak hari itu, semua wajah terlihat bahagia melihat sekolahnya menjadi lebih baik.


THE END


Masih bingung setelah lulus SMA/SMK/MA???
Yukkk daftarkan segera diri kamu menjadi mahasiswa STKIP PGRI Nganjuk. Ada Lima Program Studi yang dapat kamu pilih yaitu Prodi Pendidikan Matematika S1, Prodi Pendidikan Ekonomi S1, Prodi Pendidikan PPKn S1, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris S1 dan Prodi Pendidikan IPA S1.


Ayo jangan ragu lagi kuliah di STKIP PGRI Nganjuk, kalo ada yang lebih dekat kenapa harus yang jauh. Biaya pendidikan di STKIP PGRI Nganjuk juga terjangkau, lalu tunggu apa lagi ayo segera datang Ke Kampus STKIP PGRI Nganjuk di Jalan A.R Shaleh No.21 Nganjuk atau cek websitenya di stkipnganjuk.ac.id ataul ikuti ink berikut ini Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) STKIP Nganjuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

If you have question, please written in comment column