Halaman

Selasa, 19 Mei 2020

ARTIKEL : PENDIDIKAN, KURIKULUM DAN PESANTERN

oleh             : Alfaya Jauharotul Wardati

            Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Bagi saya manusia tanpa pendidikan layaknya hewan. Hewan tahu jika ia dapat bertahan hidup dengan makan namun hewan tidak tahu bagaimana caranya makan dengan benar. Begitu pula dengan manusia. Manusia tahu jika ia dapat bertahan hidup dengan makan namun ia tidak peduli jika makan juga memerlukan ilmu. Tidak hanya makan, segala hal yang dilakukan manusia mulai dari bangun tidur hingga kembali menjelang tidur juga memerlukan ilmu. Ilmu akan kita peroleh melalui pendidikan, entah pendidikan formal ataupun nonformal. Menurut saya, begitulah mengapa banyak sekali zaman sekarang manusia-manusia yang tidak mementingkan pendididikan. Banyak anak yang tidak mengenyam banguku sekolah, mereka hanya mementingkan bagaimana caranya bertahan hidup tanpa memikirkan bagaimna caranya hidup dengan benar. Saya begitu prihatin dengan hal ini.
            Saya sekarang sedang mengajar Bahasa Arab di salah satu lembaga pedidikan yang berbasis islami yaitu pesantren. Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu eksak seperti Biologi, Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Namun juga ilmu-ilmu keagamaan seperti Al-Qur’an, Bahasa Arab, Hadits, dan sebagainya. Dalam dunia pesantren ilmu-ilmu keagamaan lebih dominan dibandingkan dengan ilmu-ilmu eksak. Selain itu pesantren juga lebih mengedepankan pendidikan karakter dibandingkan pendidikan formal di sekolah. Meskipun demikian bukan berarti pesantren tidak mementingkan pendidikan formal di sekolah. Pesantren tetap mewajibkan para santri untuk menimba ilmu disekolah. Selama ini dalam proses belajar mengajar dipesantren saya menemui banyak sekali masalah-masalah mengenai pendidikan. Diantaranya sebagai berikut :
1.      MasalahBiaya
Banyak sekali para wali murid yang mengeluh mengenai masalah biaya. Bahkan tidak sedikit mereka yang protes mengenai masalah biaya. Padahal kami  dari pihak pesantren telah mempertimbangkan biayau ntuk setiap halnya. Tidak begitu mahal, juga tidak terlalu murah. Bahkan kami juga telah memberikan banyak keringanan dalam hal biaya. Dalam hal ini, perlu diingat kembali bahwasannya pendidikan tidak akan berjalan lancer tanpa adanya kelancaran dalam hal biaya.  Tidak bias dipungkiri bahwa biaya berpengaruh besar dalam proses pendidikan.  Misalnya dalam melengkapi sarana prasarana sekolah seperti alat-alat penunjang pendidikan dan kebersihan sekolah. Mengingat kami hidup dilingkungan pesantren yang tidak hanya melengkapi sarana prasarana formal dalam sekolah namun juga sarana prasarana nonformal dalam kesehariannya seperti listrik, makan, dan sebagainya.
2.      Masalah Kurikulum Pendidikan
Sampai saat ini kami masih menggunakan kurikulum KTSP. Karena masih banyak persyaratan-persyaratan yang belum dapat kami penuhi untuk menerapkan Kurikulum  13 dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga Kurikulum 13 tidak              begitu cocok jika diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar untuk ilmu-ilmu keagamaan. Untuk ilmu-ilmu keagamaan kami lebih menerapkan metode penyampaian danmetode hafalan. Misalnya dalam mata pelajaran Hadits. Biasanya para guru dalam kurun waktu satu bulan diharuskan untuk menyampaikan kepada santri sekitar 10  hadits. Kemudian setiap santri wajib menghafal kesepuluh hadits tersebut. Walaupun demikian, kami tetap memiliki cita-cita untuk menerapkan Kurikulum 13 dalam kegiatan belajar mengajar kami kedepannya.
3.      Masalah Karakter
Hal ini merupakan masalah yang paling utama. Kembali pada penjelasan saya diawal bahwasannya pesantren lebih mengedepankan pendidikan karakter. Dalam membentuk karakter yang baik kami memerlukan kurun waktu yang tidak sebentar.  Selain itu juga memerlukan dukungan dari kedua pihak yaitu guru dan santri. Dalam hal ini yang sering saya temui dukungan hanya dating dari pihak guru saja. Padahal dalam merubah karakter seseorang guru hanya berpengaruh sekitar40% untuk 60% berasal dari diri santri itu sendiri. Sekalipun guru telah berusaha sekuat mungkin untuk merubah karakter santri, jika santri itu sendiri tidak memiliki keinginan untuk merubah karakternya menjadi lebih baik maka tujuanpun tidak akan tercapai atau mungkin dapat tercapai tetapi tidak sempurna. Jadi dukungan dari kedua belah pihak sangatlah penting.
4.      Masalah Sarana Penunjang Pendidikan
Dalam hal sarana penujang pendidikan kami memang masih lemah. Masih banyak sarana pendidikan yang belum kami penuhi, misalnya Laboratorium Biologi, alat-alat kimia, dan sebagainya. Namun, kami tetap berusaha bagiamanapun agar seluruh materi dapat tersampaikan kepada santri walaupun dengan sarana yang terbatas. Kami akan tetap berusaha mencari solusi untuk hal ini.

                        Itulah sebagian masalah yang saya temui dalam proses pendidikan dipesantren yang saya tempati. Jika bicara masalah-masalah dalam pendidikan maka tidak akan ada habisnya. Mulai dari masalah dilingkungan sekolah, masalah didalam kelas, atau bahkan masalah yang berasal dari peserta didik itu sendiri. Jadi para pendidik harus siap sedia dalam menyikapi masalah-masalah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

If you have question, please written in comment column